DEMORALISASI PEMUDA INDONESIA



DEMORALISASI PEMUDA INDONESIA
Shofi Lareta Ayu Syafitri (14811134003)

PEMUDA adalah tulang punggung bangsa. Pemuda adalah cerminan bangsa. Pemuda adalah harapan bangsa. Pemuda adalah masa depan bangsa. Sedemikian pentingnya kedudukan dan peranan pemuda, sampai-sampai Bung Karno berucap,’’ Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.” (Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia).

Krisis moral
Pemuda adalah tulang punggung negara. Tak berlebihan jika kalimat tersebut di tujukan kepada generasi pemuda karena tonggak awal kemajuan sebuah bangsa di mulai dari para pemuda nya seperti apa yang  pernah di sampaikan oleh Founding Father  Presiden pertama Indonesia Bapak Soekarno mengatakan “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . Betapa hebatnya pengaruh pemuda bagi perubahan bangsa. Maka dari itulah seharusnya para pemuda harus di olah dan menjadikan itu sebagai sebuah kelebihan. Tapi hal itu berbeda dengan fakta sekarang yang ada, yang terjadi sekarang para pemuda mulai mengalami krisi moral dimana norma dan etika mulai diabaikan.

Begitulah paradigma pemuda bak pisau bermata dua yang bisa berguna tapi di sisi lain bisa membahayakan. Pemuda bisa menjadi agen perubahan bagi kemajuan bangsa namun di sisi lain bisa menjadi beban dan mejadi problematika. Banyak orang yang tak peduli atau bahkan mungkin tidak tahu akan degradasi moral yang mulai mewabah di kalangan pemuda. Terkadang atau bahkan mungkin seringkali bangsa kita ini sibuk mengurusi permasalahan negeri ini yang tak ada habisnya sehingga mereka sendiri lupa akan permasalahan kecil namun berdampak besar  bagi bangsa ini jika terus saja di biarkan.
Demoralisasi, seakan kita semua menutup mata akan masalah serius ini padahal demoralisasi inilah yang menjadi biang kerok  terjadinya masalah seperti korupsi, terorisme dan banyak hal lain yang di timbulkan. Kalau saja kita lihat dari segi kata, arti dari demoralisasi adalah kemerosotan akhlak, kerusakan moral. 


Maka kita akan menemukan segala akar permasalahan yang sekarang telah menimpa bangsa kita. Permasalahn-permasalahan yang terjadi berawal dari moralitas kita yang sekarang telah merosot, masalah yang menimpa bangsa kita ini tidak akan berhenti sampai disini saja, tetapi di masa yang akan datang malahan akan lebih menakutkan karena demoralisasi tidak hanya menimpa para pejabat dan golongan tua, tetapi kalangan generasi muda.

Invasi barat
Budaya timur yang dulu nya di pegang erat oleh nenek moyang kita kini mulai tergeser oleh invasi budaya kebaratan, budaya yang tak sesuai dengan kepribadian bangsa kita. Pemuda kita seolah-olah menerima begitu saja serangan-serangan yang tanpa di sadari akan mengikis moral. Apalagi pengaruh globalisasi dan teknologi yang semakin kuat yang mau tak mau sulit kita bendung arusnya sehingga kita hanya bisa mengontrol. Maka tak heran jika setiap hari kita di pertontonkan oleh berita kekerasa, seks bebas, narkoba dan terorisme dimana rata-rata pelakunya adalah para pemuda. Miris memang, namun itulah realitanya jika melihat pemuda Indonesai masa kini yang berkutat dengan berbagai macam problema yang tidak ada habisnya dan tak kunjung terselesaikan.
Pola berpikir pemuda pun mulai terbuka terhadap hal-hal yang baru yang tak jarang hal tersebut bertentangan dengan adat ketimuran kita. Sebenarnya para pemuda kita juga terbuka dengan inovasi-inovasi yang hadir dalam kehidupannya. Tapi kita belum cukup punya filter yang juat untuk menyaring hal baru yang begitu saja masuk dengan mudahnya. Faktor lain yang mengakibatkan degradasi moral pemuda ialah perkembangan globalisasi yang tidak seimbang. Virus globalisasi terus menggerogoti bangsa ni. Di zaman yang serba canggih ini, perkembangan kemutahiran teknologi tidak dibarengi dengan budaya kebaratan positif yang masuk. Apalagi pengaruh globalisasi dan teknologi yang semakin kuat yang mau tak mau sulit untuk kita bendung arusnya sehingga kita hanya bisa mengawasi agar tak keluar dari jalur norma dan etika ketimuran kita. Sayangnya kita seakan tidak sadar, namun malah mengikutinya. Kita terus menuntut kemajuan di era global ini tanpa memandang aspek kesantunan budaya negeri ini. Ketidakseimbangan itulah yang pada akhirnya membuat moral semakin jatuh dan rusak. Strategi yang tepat diterapkan uang mungkin saja bisa menjadi tameng bagi pemuda kita yang mulai kehilangan adat ketimuran kita. Inilah yang akan menjadi pekerjaan rumah bagi kita semua bagi para pemuda Indonesia.

Jati diri pemuda
Generasi muda adalah generasi harapan bangsa. Pernyataan ini akan sangat membanggakan bagi masyarakat Indonesia apabila dapat menjadi kenyataan. Akan tetapi, faktanya membuktikan bahwa generasi muda di Indonesia saat ini cenderung mengkhawatirkan perilakunya bagi kelanjutan masa depan bangsa ini. Para pemuda mulai kehilangan arah dan jati diri nya, mereka mulai menerka-nerka sehingga tak jarang mereka menempuh jalan yang salah. Jati diri inilah yang sebenarnya menjadi akar yang seharusnya kuat sehingga tak mudah tercabut oleh norma-norma yang ada. Jati diri inilah yang akan membentuk karakter dan pribadi mereka.
Salah satu faktor utama pembentukan jati diri adalah lingkungan keluarga karena lingkungan keluarga merupakan sekolah pertama dimana pembentukan dan perkembangan dimulai. Di sini lah peran vital orang tua yang seharusnya menjadi alat kontrol bagi pembentukan karakter dan jati diri. Selain itu lingkungan sekolah juga merupakan cerminan jati diri pemuda karena di sekolah lah tempat dimana interaksi sosial terjadi, tempat dimana mereka mulai mencari-cari dan mengembangkan jati diri mereka untuk menghadapi dunia luar. Seharusnya penanaman karakater yang kuat harus di bangun di sekolah sehingga mereka tak asal mencari jati diri dan akhirnya kehilangan arah. Kita tengok saja para pelaku bom bunuh diri, mereka telah ditanamkan persepsi yang salah sehingga tanpa menggunakan akal yang sehat mereka telah di doktrin untuk melakukan hal-hal yang berada di batas sewajarnya.
Munculnya degradasi moral terjadi karena pendidikan agama, budi pekerti, etika terabaikan selama ini. Padahal sebenarnya, itu mutlak diperlukan dalam pembentukan dan pembinaan karakter dan moral bangsa. Orang tua juga sangat berperan penting bagi pembentukan moral para generasi muda bangsa Indonesia karena sosialisasi pertama pada anak adalah dalam lingkup keluarga.
Oleh karena itu, mari kita bentuk moral generasi muda bangsa Indonesia sejak dini ketika proses sosialisasi pertama terjadi dengan tujuan dapat membentuk moral yang baik dan dapat membentuk calon pemimpin bangsa yang memiliki kepribadian baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar